“Tahta Adalah Untuk Rakyat” inilah adigum dan dokterin demokrasi Pancasila yang menyertai gaya kepemimpinan nasional.
Dalam suatu kerisis, masyarakat terdorong berandai-andai, mencari berbagai ibarat dan simbol-simbol keanggunan paripurna sebagai idealisme kultural. Angan-angan akan tiba Satria Peningit atau Ratu Adil adalah ekspresi sutusi krusial yang menyertai krisis kepemimpinan.
Maka, visi kultural keadiluhungan mengandaikan sang pemimpin harus seperti Matahari. Tidak hanya member penerangan, pencerahan, dan transparansi, tetapi juga energy hidup, aksiomatik tegas tanpa ragu untuk terbit dan terbenam.